Sabtu, 25 Agustus 2018

Karakter sebagai komponen utama dalam pendidikan masa depan

Terdapat tiga komponen utama yang mendasar dalam pendidikan masa depan yaitu :

1. Karakter Kompetensi Literasi

2. Komponen pertama karakter terdiri dari dua bagian yaitu :


Karakter Moral, contoh : iman, takwa , jujur, rendah hatiKarakter Kinerja, contoh : kerja keras, tangguh, ulet

    Karakter moral dan karakter kinerja harus seimbang


3. Sedangkan komponen kompetensi terdiri dari empat kompetensi utama yang bisa disingkat menjadi 4 K  yaitu :

Berpikir kritis -Kreatif -Komunikatif- Kolaboratif (bisa bekerjasama)

4. Komponen terakhir proyensi pendidikan masa depan adalah literasi atau keterbukaan wawasan, terdiri dari :

literasi bacaliterasi budayaliterasi teknologiliterasi keuangan

5. Jika tiga komponen utama tersebut, dikerjakan dengan serius di ruang - ruang keluarga dan ruang kelas maka  anak akan siap menghadapi berbagai perubahan di masa depan.


6. Jangan tanya tanya lagi siswa dengan pertanyaan nanti besar mau jadi  apa, tapi tanyakan besar akan membuat apa?


Untuk mengetahui secara lengkap isi pidato Anies Baswedan tentang komponen utama mendasar pendidikan masa depan, berikuttranskip pidato Anies Baswedan tersebut:


Proyeksi pendidikan abad 21

Ada tiga komponen utama yang mendasar

Nomor satu adalah karakter, ahlak nomor satu, ini diakui dunia, bukan kita, ini dunia, karakter

Tanpa karakter berat, karakter itu ada dua, karakter moral, dan karakter kinerja, dua

Karakter moral: iman, takwa, jujur, rendah hati, karakter moral

Karakter kinerja: kerja keras, ulet, tangguh, tak mudah menyerah, tuntas, itu karakter kinerja

Kita kan tidak ingin, jujur tapi malas,

Atau kerja keras tapi culas

Betul nggk sih?, Jadi begitu sampai karakter dua, karakter kinerja dan karakter moral, ahlak nomor satu

Yang kedua, yang kedua adalah kompetensi; kompetensi; dan kompetensi ada empat, 4K

Nomor satu, berpikir kritis, kritis;

Kedua kreatif;

Ketiga komunikatif;

Keempat kolaboratif, bisa kerjasama; 4K,

Itu kompetensi

Yang ketiga, yang ketiga literasi, keterbukaan wawasan

Kalau dulu kita bicaranya calistung, kalau sekarang sudah lewat, bukan baca tulis hitung.

Yang kita harus pikirkan literasi itu minimal lima, ya literasi baca, dan baca itu harus kita tingkatkan, apalagi di Indonesia;

di Indonesia ini minat baca tinggi, tapi  daya baca rendah,

Indikasinya apa?

Minat baca WA tinggi, daya baca buku rendah tapi kalau baca WA tahan, bisa berjam - jam baca WA, betul nggak?

Itu namanya minatnya ada, tapi dayanya rendah

Begitu tulisan agak panjang; skip, betul nggak?

Ya iyah,

Buku agak gede mundur langsung, itu daya baca rendah, daya baca dilatih, itu literasi : literasi budaya; literasi teknologi; literasi keuangan

Jadi bapak ibu sekalian

Tiga komponen itu yang disebut sebagai proyeksi kebutuhan masa depan bagi anak - anak kita

Yang pertama tetep fundamennya adalah karakter, ahlak, tapi kompetensi nya jangan hilang

Hari ini anak - anak kita diuji, diberi kertas pertanyaan ujian, betul yah?

Diminta menjawab, yang jawaban yang nilainya bagus yang apa?

(hadirin menjawab)

Betul, tapi yang jawabannya bagaimana? Yang paling mirip dengan yang diajarkan, betul nggak?

Iya kan?

Yang paling mirip dengan yang diajarkan, itulah yang benar, iya nggak?

Di masa depan ujiannya hanya di kasih lembar kosong, kerjakan semau anda, kerjakan semau anda!

Lalu anak kita bingung nggak bisa jawab, bingung nggak bisa jawab ...

Kekalahan umat Islam banyak di urusan seperti ini, banyak di urusan seperti ini.

Karena tidak mempersiapkan perubahan itu, pertanyaannya nggak ada lagi, kasih lembar kosong

Kalau hari ini ditanya mau jadi apa, besok sekolah - sekolah ini tidak boleh lagi tanya kalian mau jadi apa? Jangan, tanya : nanti kalau besar mau membuat apa?

Karena profesinya sudah nggak ada nanti ...

Dulu saya waktu masih kecil tuh pak, tukang pos tuh rutin datang ke rumah pak, pakai motor warnanya oranye, wah top betul sih naik motor Suzuki itu, pos, pengen jadi tukang pos, hari ini ada tukang pos?

Email semua; WA; betul nggak saudara - saudara sekalian?

Bayangkan besok perubahannya lebih cepat.

Yang diketahui hari ini belum tentu masih ada profesinya di masa depan.

Jadi pengelola institusi pendidikan, jangan terpukau dengan cerita masa lalu, gelisahlah dengan masa depan.

Gelisahlah dengan sekolah - sekolah terbaik dunia hari ini.

Jangan puas melihat masa lalu kami sudah seperti ini, bukan!, masa depan.

Dan ini teman - teman; saya sampaikan sebagai bagian dari kita bersiap.

Kemenangan itu dipersiapkan di ruang -ruang keluarga, dan di ruang - ruang kelas.

Disitu kebangkitan umat akan terjadi.

Di ruang - ruang keluarga, dan di ruang -runag kelas, kala itu dikerjakan dengan serius, tiga komponen tadi disiapkan, akhlak karakter, kompetensi, literasi, sesudah itu biarkan mereka terbang, mereka akan siap untuk menghadapi apa saja.

Dan ini yang insyaallah kita sama - sama, mudah - mudahan sekolah - sekolah ini adalah sekolah - sekolah yang menyiapkan masa depan, dan semoga bapak - bapak ibu semua yang bekerja disini, saya yang sekarang bertugas di pemerintahan, ijinkan saya mengucapkan terima kasih.

Bapak ibu semua menyelenggarakan pendidikan, padahal tidak memiliki kewajiban konstitusional untuk mendidik, tidak ada perintah undang - undang bapak ibu sekalian untuk mendidik.

Tapi bapak ibu memilih untuk mendidik anak - anak kita, dan saya ingin mengucapkan terimakasih.

Bapak - bapak ibu - ibu sekalian telah ikut menyiapkan anak - anak Indonesia masa depan.

Insyaallah ini akan dicatat sebagai amal soleh dari bapak ibu semuanya.

Itu saja barangkali yang bisa saya sampaikan kurang lebihnya mohon dimaafkan

Saya mohon ijin kalau boleh meneruskan menuju kewajiban yang sudah saya komit, tapi saya ingin ucapkan selamat, semoga diskusi seminar dan insyaallah ikhtiar mendidik anak - aak kita akan bukan saja dimudahkan jalannya, tapi selalu dalam ridho Allah,.

Terimakasih, bilahitaufikwalhidayah, assalamualaikum waarahmatullahi wabaraokatuh.

0 comments: