Kamis, 14 Mei 2015

PENILAIAN PROYEK (PROJECT ASSESSMENT)



PENILAIAN PROYEK
(PROJECT ASSESSMENT)

A.    Pengertian Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Dalam penilaian proyek umumnya menggunakan metode belajar yang memecahkan masalah sebagai langkah awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.
Suatu proses pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Kegiatan belajar mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan yang diharapkan, maka guru perlu adanya evaluasi.
Menurut Ralph Tyler, evaluasi adalah sebuah proses  pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Definisi yang lebih luas dikemukakan oleh dua orang ahli lain, yakni Cronbach dan Stufflebeam yang mengatakan bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai,    tetapi digunakan untuk membuat keputusan, dalam hal ini terkait dengan prestasi atau hasil belajar.
Penilaian merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dengan kegiatan belajar mengajar pada umumnya, karena efektivitas kegiatan belajar mengajar bergantung pada kegiatan penilaian. Kegiatan  belajar mengajar akan    efektif bila didukung oleh kegiatan penilaian yang efektif pula. Kenyataan menunjukkan bahwa seorang guru melakukan kegiatan penilaian hanya untuk memenuhi kewajiban formal, yaitu menentukan nilai bagi siswanya. Artinya, masih banyak guru yang kurang memahami dengan benar untuk tujuan apa kegiatan penilaian dilakukan dan manfaat apa yang dapat diambil dari kegiatan penilaian yang telah dilakukan.
Untuk itu perlu adanya sebuah model penilaian yang tidak hanya menjadikan momen ujian sebagai tolak ukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran, tetapi perlu adanya sebuah evaluasi yang benar-benar bisa mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.
B.     Karakteristik penilaian proyek antara lain:
Setiap model evaluasi pembelajaran pasti mempunyai kriteria-kriteria penilaian agar penilaian yang akan diterapkan nantinya benar-benar mampu menilai dan mengukur kemampuan siswa tidak hanya dari suatu aspek misalnya dari aspek kognitifnya saja melainkan dari beberapa aspek. Selain itu diperlukan adanya suatu penilaian yang benar-benar obyektif.
Untuk mengetahui apakah penilaian proyek (project assessment) tersebut sudah dapat dianggap berkualitas baik, maka paling tidak harus diperhatikan tujuh kriteria-kriteria tersebut antara lain:
a.     Generability
Generability artinya apakah project work peserta didik dalam melaksanakan tugas yang diberikan tersebut sudah memadai untuk digeneralisasikan kepada tugas-tugas lain? Dalam hal ini, semakin tugas- tugas  tersebut  dapat  dibandingkan  dengan  tugas   yang  lainnya    maka kualitas tugas tersebut semakin baik. Asumsinya, tugas tersebut juga berbobot sebagaimana bentuk-bentuk tugas yang lain.
b.    Authenticity
Authenticity artinya apakah tugas yang diberikan tersebut sudah serupa dengan apa yang sering dihadapinya dalam praktek kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, ketika siswa mendapat materi tentang shalat jama’ dan qashar terkadang mereka sudah faham dengan materi yang disampaikan, namun untuk mempraktikkannya sulit. Untuk itulah perlu adanya praktik secara langsung dengan dibimbing oleh guru agama karena dalam kehidupannya sehari-hari siswa sering menghadapi kondisi seperti itu. Mungkin mereka mengetahui dan memahami tentang apa itu shalat jama’ dan qashar tetapi terkadang mereka belum bisa mempraktikkannya dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syari’at.
c.     Multiple foci
Multiple foci artinya apakah tugas yang diberikan kepada peserta didik sudah mengukur lebih dari satu kemampuan yang diinginkan. Bisa jadi seorang siswa mempunyai kemampuan yang baik dalam menghafal dan menganalisa suatu materi, namun lemah dalam prakteknya. Untuk itu guru bisa melengkapi kekurangannya dari aspek psikomotorik tersebut dengan melihat kemampuan kognitifnya.
d.    Teachability
Teachability artinya tugas yang diberikan merupakan tugas yang hasilnya semakin baik karena adanya usaha mengajar guru di kelas. Jadi tugas yang diberikan dalam project work atau penilaian proyek adalah tugas-tugas yang relevan dengan yang diajarkan guru di dalam kelas.
e.     Fairness
Fairness artinya apakah tugas yang diberikan sudah adil untuk semua peserta didik. Jadi tugas-tugas tersebut harus sudah dipikirkan, apakah semua siswa mengerjakan tugas tersebut atau tidak dengan pertimbangan bahwa kemampuan setiap siswa pasti berbeda dan beragam. Terkadang dalam suatu kelompok tugas tersebut tergolong mudah, terkadang ada yang menganggapnya sulit bahkan kadang ada yang merasa tidak mampu. Untuk itu guru harus bisa mengukur sejauh mana kemampuan siswanya secara rata-rata.
f.     Feasibility
Feasibility artinya tugas-tugas yang diberikan dalam penilaian proyek memang relevan untuk dapat dilaksanakan mengingat faktor-faktor seperti biaya, ruangan (tempat), waktu ataupun peralatannya. Setiap sekolah mempunyai kemampuan yang berbeda-beda baik sumber daya manusia maupun perlengkapan sarana prasarananya.
g.    Scorability
Scorability dalam sebuah penilaian adalah hal yang paling mendasar karena untuk mengetahui valid tidaknya sebuah penilaian. Artinya apakah tugas yang diberikan nanti dapat di skor dengan akurat dan reliable sehingga hasil yang diperolehnya juga valid. Dalam penilaian proyek, seorang guru harus teliti dalam hal penskorannya karena memang salah satu yang sensitif dari penilaian proyek adalah penskoran

1.      Mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan (skill)
2.      Sering digunakan dengan metode cooperative learning
3.      Dapat diterapkan secara untuk individu maupun kelompok.

C.    Prosedur dan Langkah-langkah
Langkah-langkah dalam penilaian proyek antara lain:
1.      Tentukan berbagai jenis proyek dalam setahun.
2.      Untuk masing-masing proyek, buat jadwal kapan proyek dimulai, kapan masing-masing bagian dari proyek harus diselesaikan, kapan draft awal dikumpulkan dan kapan produk akhir diharapkan selesai.
3.       Tunjukkan kepada peserta didik beberapa sample proyek yang telah selesai.
4.      Upayakan siswa dapat mengembangkan kriteria untuk menilai kualitas sejumlah proyek yang telah selesai, dari segi penampilan, temuan, atau informasi.
5.      Upayakan siswa belajar bagaimana menggunakan rubrik yang telah kita berikan sebelumnya.
6.      Upayakan siswa dapat menyelesaikan proyek dengan bantuan pihak sekolah.
7.       Upayakan siswa menyajikan proyek yang telah selesai.
8.      Siswa menyerahkan proyek untuk dinilai.

D.    Kelebihan dan Kekurangan

1.      Kelebihan:
a)      Meningkatkan motivasi.
b)      Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
c)      Meningkatkan kolaborasi.
d)     Meningkatkan keterampilan mengelola sumber.
e)      Meningkatkan skill
2.      Kekurangan:
a)      Kebanyakan permasalahan “dunia nyata” yang tidak terpisahkan dengan masalah kedisiplinan, untuk itu disarankan mengajarkan dengan cara melatih dan menfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah .
b)      Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan masalah.
c)      Memerlukan biaya ekstra.
d)     Banyak peralatan yang harus disediakan.

E.     Teknik Penilaian Projek
Komponen/kegiatan yang perlu dinilai: penyusunan disain atau proposal, unjuk kerja, produk (barang/jasa), penyajian hasil/produk, dan laporan tertulis. Dalam penilaian projek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
a.       Kemampuan melaksanakan projek
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik / mencari informasi, melaksanakan tugas/projek, mengelola waktu, dan penulisan laporan.
b.      Relevansi
Kesesuaian antara standar kompetensi yang dipelajari dengan jenis pekerjaan di masyarakat (Du/Di).
c.     Keaslian produk
Produk yang dihasilkan peserta didik harus merupakan hasil karyanya. Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
1) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
2)     Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
F.     Pengolahan Data Penilaian Projek
Data penilaian projek (project work) meliputi skor perolehan dari penilaian perencanaan, pelaksanaan, kulminasi, produk,  dan attitude. Dalam menilai setiap tahap, guru dapat menggunakan 4 (empat) rentang skor,
Status
Skor
Predikat
tidak kompeten
0,00 - 6,90
kurang

kompeten
7,00 - 7,90
baik
8,00 - 8,90
sangat baik
9,00 - 10
istimewa
Berikut ini contoh deskripsi dan penskoran untuk empat tahapan pengerjaan projek.








Tahap
Deskripsi
Skor
Perencanaan/ persiapan
Memuat:

topik, tujuan, bahan/alat, langkah-langkah kerja, jadwal, waktu, perkiraan data yang akan diperoleh, tempat pelaksanaan proyek, daftar pertanyaan atau format yang digunakan sesuai dengan tujuan.
7,00 - 10
Pengumpulan data/informasi
a. Data/informasi tercatat dengan rapi,

    jelas dan lengkap.

b. Ketepatan menggunakan alat/bahan
7,00 - 10
Pengolahan data/Pelaksanaan pekerjaan
a. Ada pengklasifikasian data, penafsiran data sesuai dengan tujuan pelaksanaan pekerjaan.
b. Ada uraian tentang pelaksanaan pekerjaan.
7,00 - 10
Penyajian data/ laporan
Merumuskan topik, merumuskan tujuan, menuliskan alat dan bahan, menguraikan cara kerja (langkah-langkah kegiatan)

Penulisan laporan sistematis, menggunakan bahasa yang komunikatif. Penyajian data lengkap, memuat kesimpulan dan saran.
7,00 - 10

Total Skor

Semakin lengkap dan sesuai informasi pada setiap tahap semakin tinggi skor yang diperoleh.

G.    Contoh Proyek 1
Mata Pelajaran: IPA, Kelas: D-6
I. Standar Kompetensi
Memahami pentingnya penghematan energi
II. Kompetensi Dasar
Membuat suatu karya/model yang menggunakan energi listrik (bel listrik/alarm/model lampu lalu lintas/kapal terbang/mobil-mobilan/model penerangan rumah)
III. Indikator
1.      Merancang karya yang akan dibuat. (Model lampu lalu lintas)
2.      Mengidentifikasi alat dan bahan yang yang dibutuhkan sesuai rancangan.
3.      Mengidentifikasi hubungan antara benda/bahan yang digunakan dengan kinerja karyanya.
4.      Menguji hasil rancangan.
IV. Langkah Kerja
    1. Guru bersama siswa menentukan karya yang akan dibuat: Model lampu lalu lintas
    2. Siswa melakukan pembagian tugas melalui diskusi dalam kelompok masing-masing
    3. Siswa menyiapkan peralatan, bahan, dan asesoris yang diperlukan dalam membuat model lampu lalu lintas
    4. Siswa merancang dan membuat model lampu lalu lintas
    5. Siswa merakit rangkaian listrik pada model lampu lalu lintas secara berkelompok

H.    Contoh Proyek 2
Adapun contoh penilaian proyek sebagai berikut :
Nama pelajaran             : al-Qur’an
Nama proyek                : Tafsir ayat 103 Surat Al-Ana’m
Alokasi waktu               : 2 jam
Guru pembimbing         : xxxxxx
 Kelompok : 1
Kelas :X8

No
ASPEK
SKOR(1-3)
1.
PERENCANAAN :
a.       Persiapan
b.      Rumusan judul

2.
PELAKSANAAN :
a.       Sistematika penulisan
b.      Keakuratan sumber data / informasi
c.       Kuantitas sumber data
d.      Analisis data
e.       Penarikan kesimpulan

3.
LAPORAN PROYEK :
a.       Performance
b.      Presentasi/Penguasaan


TOTAL SKOR


Keterangan:

a.         Aspek yang dinilai disesuaikan dengan proyek dan kondisi siswa/sekolah.
b.        Skor diberikan berdasarkan ketetapan dan kelengkapan jawaban yang diberikan peserta didik, semakin lengkap dan akurat maka semakin besar skor yang diberikan.
Penskoran penilaian proyek (project assessment )

Data penilaian proyek meliputi skor yang diperoleh dari tahap: perencanaan/persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data/laporan. Dalam menilai setiap tahap, guru dapat menggunakan skor yang terentang dari 1 sampai 4. Skor 1 merupakan skor terendah dan skor 4 adalah skor tertinggi untuk setiap tahap. Jadi total skor terendah untuk keseluruhan tahap adalah 4 dan total skor tertinggi adalah Berikut tabel yang memuat contoh deskripsi dan penskoran untuk masing-masing tahap.
ASPEK
KRITERIA DAN SKOR
3
2
1
PERSIAPAN
Jika memuat tujuan, topik, alasan, tempat penelitian, responden, daftar pertanyaan dengan lengkap.
Jika memuat tujuan, topik, alasan, tempat penelitian, responden, daftar pertanyaan kurang lengkap.
Jika memuat tujuan, topik, alasan, tempat penelitian, responden, daftar pertanyaan tidak lengkap
PENGUMPULAN DATA
Jika daftar pertanyaan dapat dilaksanakan semua dan data tercatat dengan rapi dan lengkap.
Jika daftar pertanyaan dapat dilaksanakan semua, tetapi data tidak tercatat dengan rapi dan lengkap.
Jika pertanyaan tidak terlaksana semua dan data tidak tercatat dengan rapi.
PENGOLAHAN DATA
Jika pembahasan data sesuai tujuan penelitian
Jika pembahasan data kurang menggambarkan tujuan penelitian
Jika sekedar melaporkan hasil penelitian tanpa membahas data
PELAPORAN
TERTULIS
Jika sistimatika
penulisan benar,
memuat saran,
bahasa
komunikatif.
Jika sistimatika
penulisan benar,
memuat saran,
namun bahasa
kurang
komunikatif
Jika penulisan
kurang
sistimatis,
bahasa kurang
komunikatif,
kurang
memuat saran





DAFTAR PUSTAKA
Suharsimi arikunto, dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta; PT.Bumi aksara, 2002),
Ivor K.Davis, pengelolaan belajar, (Jakarta; rajawali press, 1991), III-I

1 comments:

Novi Nurana mengatakan...

Ijin copas ya...terima kasih....sangat bermanfaat